Senin, 25 April 2016

Pedangdut tewas digigit ular, pawang ular dan suami diperiksa polisi

Berkaitan masalah kematian biduan Dangdut sekalian penari ular, Irma Bule. Akibat gigitan ular King Kobra. Kepolisian Resor Karawang, Jawa Barat. mengecek seseorang pawang ular. " Telah terdapat banyak saksi yang disuruhi info, termasuk juga pawang ular berinisial BG (40) serta asistennya DK (30), " kata Kasatreskrim Polres Karawang, AKP Doni Satria Wicaksono. Rabu (6/4). Diluar itu, Polisi juga memanggil suami Irma Bule Andri, serta warga yang mengadakan hajatan, dan rekan sesama penyanyi dangdut waktu satu panggung berbarengan korban di acara hajatan Desa Lemahabang, Kecamatan Lemahabang, Karawang. Disebutkan Doni, dalam mengatasi masalah wafatnya penyanyi dangdut akibat digigit ular itu, pihaknya merujuk pasal 359 KUHP mengenai kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

 " Kami masihlah mencari tahu dari beberapa saksi, adakah bukti aksi kelalaian atau tak dalam masalah kematian Irmawati, " tutur Doni. Berdasar pada kontrol sesaat, pawang ular itu disuruh untuk meminjami ular oleh korban atau Irma Bule. Argumennya, lantaran korban bakal " manggung " di satu acara hajatan. Waktu korban bernyanyi sembari menari berbarengan ular yang bernama Riani. pada tampilan pertama, ular type king kobra itu masihlah jinak. Di waktu tampilan ke-2, korban digigit ular yang di ajak menari sembari bernyanyi. Korban dipatuk dibagian paha kanan waktu tengah asik menari berbarengan ular itu. Walau digigit ular, korban masihlah melanjutkan menari serta bernyanyi. Tahu korban digigit ular, sang pawang segera lakukan penyembuhan dengan menyedot luka sisa gigitan ular itu. Pawang ular itu juga melumuri luka korban dengan bubuk cabe serta bawang. " Korban tak sadarkan diri sekitaran 3 jam sesudah digigit ular. Lalu dilarikan ke tempat tinggal sakit, seperti itu info serta pawangnya, " terang Doni.

Minggu, 24 April 2016

Polisi bongkar perdagangan satwa dilindungi untuk bahan kosmetik

Petugas Subdit IV Ditreskrimsus Polda Jateng sukses membongkar praktek perdagangan satwa dilindungi yang beroperasi di lokasi Cilacap, Jawa Tengah. Beberapa ratus satwa dilindungi beragam type yang telah diawetkan diambil alih dari tangan seseorang tersangka berinisial SG dalam penggerebekan yang dikerjakan awal April 2016 lantas. Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Edhy Moestofa mengungkap SG sendiri di ketahui telah nyaris 10 th. memperdagangkan satwa-satwa dilindungi berbentuk satwa type Penyu Sisik, Keong Kepala Kambing, Nautilus Berongga, serta Moncong Hiu Sentani. " Pengungkapan ini dimulai ada info dari instansi konservasi satwa dilindungi mengenai ada praktek perdagangan satwa dilindungi di satu toko di Cilacap, " tegasnya di Markas Ditreskrimsus Polda Jateng di Lokasi Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah Kamis (7/4) siang tadi. Sesudah dikerjakan penyidikan, Edhy memaparkan bila satwa-satwa naas itu di ketahui bakal jadikan suvenir serta dipakai untuk bahan pembuatan kosmetik. " Penjualannya juga tidak cuma berhenti di Indonesia, tetapi sampai mancanegara terutama lokasi Asia sisi timur, " katanya. Sampai sekarang ini, Polda Jateng masihlah selalu memahami masalah perdagangan satwa dilindungi itu. Termasuk juga mencari pengepul paling utama satwa-satwa itu.

" Jadi satwa-satwa itu bakal jadikan suvenir serta bahan kosmetik. Satwa-satwa itu juga datang dari orang-orang juga. Ini yang masihlah kami dalami, " katanya. Akibat tindakannya, pelaku SG dijerat oleh Polda Jateng dengan pasal 21 ayat 2 subsider pasal 40 ayat 4 UU RI no 5 th. 1990 mengenai konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistemnya. " Ancaman pidananya 1 th. penjara serta denda sampai Rp 50 juta, " pungkas Edhy.

Sabtu, 23 April 2016

PT BUM bantah ada penutupan pabrik oleh warga

PT Bangkit Giat Usaha Mandiri menyanggah ada penutupan pabrik oleh warga dari enam desa di Kecamatan Antang Kalang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Selasa, 5 April lantas.

Jumat, 22 April 2016

Ini reaksi Marwan Jafar soal isu PDIP incar kursi Mendes

Kursi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Ketinggalan serta Transmigrasi (PDT) Marwan Jafar beritanya banyak yang mengincar. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bahkan juga berang dengan manuver Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dimaksud menginginkan melengserkan Marwan. " Kan partai yang bicara (banyak yang mengincar), itu Partai yang menilainya, pasti mereka mempunyai penilaian sendiri. Gw kan, telah tak aktif dalam kepengurusan.

 Ya, telah, " kata Marwan di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (7/4). Menteri Marwan juga meremehkan gosip reshuffle kabinet. Marwan mengakui cuma konsentrasi pada kerja sebagai menteri. " Siapa yang terganggu? Kami masihlah bekerja sedemikian rupa begini, " ucapnya. Berkaitan gosip yang berkembang kalau ada kenyataan penyimpangan pada pendampingan dana desa, Marwan menyikapi dengan enjoy.


 " Yang mengadu kalau ada penyimpangan dana desa itu kan dimobilisasi, " katanya. Untuk di ketahui, sebagian minggu lantas beberapa ratus warga Jawa Barat mengadakan tindakan di depan Istana Negara. Mereka menekan Presiden Jokowi mencopot Menteri Marwan karena tak transparan pada kucuran dana desa. Menteri Marwan juga dituding tak transparan berkaitan rekrutmen pendampingan desa. Sesudah dikilas balik, nyatanya tindakan beberapa ratus warga itu atas arahan PDIP. Hal semacam ini di ketahui sesudah koordinator lapangan tindakan demonstrasi memaparkan pertemuan dengan tokoh PDIP sebelumnya beraksi.

Kamis, 21 April 2016

Sulitnya tangkap La Nyalla sampai gandeng Singapura

Tersangka masalah sangkaan korupsi dana hibah di Kamar Dagang serta Industri (Kadin) Jawa Timur, La Nyalla Mattaliti masihlah selalu diburu. Di ketahui La Nyalla kabur ke luar negeri. Dia sekian kali mangkir dari panggilan penyidik. Bahkan juga, dia juga tidak hadir dari sidang praperadilan penetapan tersangka terhadapnya. La Nyalla hingga sekarang ini belum juga dijemput paksa.

Walau sebenarnya, La Nyalla telah beritanya ada di Singapura. " Memanglah benar, belum lama ini tersangka terlacak dari transaksi kartu credit yang digunakannya. Waktu itu lakukan transaksi di Singapura, " kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Romy Arizyanto, Selasa lantas.

Rabu, 20 April 2016

Menhan sebut Abu Sayyaf yang sandera 10 WNI kelompok kurang makan

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menyampaikan, grup yang menyandera 10 Warga Negara Indonesia (WNI) adalah grup yang kekurangan makanan. Hal semacam itu dikarenakan grup Abu Sayyaf memohon tebusan sebesar 50 Juta Peso atau setara dengan Rp 14, 3 miliar. " Grup Abu Sayyaf itu bukanlah satu, dia bertebaran. Grup, grup serta grup. Lalu grup yang disana, grup yang kering, yang kurang makan, itu permasalahan perut lah kurang lebih demikian, " tutur Ryamizard di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (7/4).

Seperti yang sudah di sampaikan terlebih dulu, pemerintah telah mempersiapkan uang tebusan sesuai sama keinginan grup Abu Sayyaf mengingat tenggat saat penyerahan duit tebusan itu jatuh pada Jumat (8/4) besok. " Ya kan, masihlah besok (tenggat saat duit tebusan). Kelak malam tak tahu mungkin saja diundur lagi (tenggat waktunya) bakal kami dengarkan. Namun masihlah step negosiasi. Negosiasi itu kan, dapat mundur-mundur ya.

 Jadi gw berharap negosiasi itu bagus, " papar dia. Meski uang tebusan telah disediakan, Menhan menyatakan, uang itu bukanlah punya negara. Dia tak menerangkan dengan cara detil, dari tempat mana sumber duit yang disiapkan pemerintah untuk menebus 10 WNI yang disandera. " Pokoknya yang pasti bukanlah duit negara, " selesainya. Selama ini, pemerintah tengah lakukan sistem negosiasi dengan pihak Filipina. " Saat ini kami tengah ada pada step diplomasi serta negosiasi. Semoga ini yang paling baik ya, " kata Ryamizard. Dikatakannya, pemerintah memperhitungkan meniti jalur militer untuk membebaskan 10 WNI itu. Sistem diplomasi dikira langkah bijak yang dikerjakan Indonesia. " Lantaran bila dengan aktivitas militer kan, ada efeknya yang mati kelak. Bila yang mati terorisnya tidak ada permasalahan. Nah, bila yang mati rakyat kita kan, disayangkan. Kita tunggulah saja, " terangnya.

Ulama Aceh temukan kancing motif ayat Alquran

Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Propinsi Aceh mengamankan bahan motif kancingan pakaian bertuliskan ayat-ayat Alquran lantaran dikira berbuat tidak etis umat Islam. " Kancingan pakaian bermotif tulisan potongan ayat Alquran itu diketemukan pada satu diantara usaha penjahitan keluarga di Desa Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, " kata Wakil Ketua MPU Aceh Barat Ustad Ahmad Rifai di Meulaboh, Kamis (7/4). " Ada 20 butir kancingan pakaian kita terima dari penjahit itu serta diakuinya memperoleh bahan dari toko penjualan di Jalan Nasional. Pembuatan motif itu yaitu bentuk pelecehan simbol bisa menodai perasaan umat Islam, " tandasnya. Rifai mengakui sekarang ini tanda bukti itu sudah diserahkan juga pada MPU Aceh untuk ditindak lanjuti, sekurang-kurangnya lakukan usaha mencegah peredaran bahan sekian di beberapa daerah lain. Menurut dia, bukanlah tak sangat mungkin beberapa bahan kancing bertuliskan Alquran telah mengedar di pasar daerah lain karenanya ada temuan di Kabupaten Aceh Barat.

Sebab distributor beberapa bahan motif baju ini bersumber dari satu penyalur diluar Aceh. " Sebagai persoalan yaitu ayat quran yaitu simbol kesucian umat muslim, jadi jika disalah pakai jadi itu adalah satu pelecehan, sama seperti seperti ada temuan terompet yang bahan sampulnya bertuliskan ayat-ayat quran, " papar Rifai. Bila ini dilewatkan, sambung Rifai, bermakna kita sebagai umat Islam tak perduli dengan simbol kesucian, jadi pelecehan sama dengan terompet yang ada kertas bertulis sampul quran. " Inikan telah menodai perasaan umat Islam terlebih daerah kita yang memiliki komitmen melakukan syariat Islam, " tegasnya. Selanjutnya Ahmad Rifai mengimbau pada orang-orang terutama di Aceh yang lihat atau temukan beberapa hal sekian supaya bisa melaporkannya pada MPU supaya bisa diakukan secepat mungkin saja sebelumnya beresiko luas. Dia juga minta pada orang-orang menelusuri kehadiran beberapa bahan bermotif sekian yg tidak tutup peluang juga mengedar di beberapa daerah lain di Aceh. " Kami beranggapan jika ini telah mengedar di Meulaboh, bukanlah mustahil ditempat lain juga telah mengedar, " ujarnya, diambil dari Pada.